Wednesday, February 29, 2012

Cara Membuat Sidat Olahan Lezat Dan Nikmat

Berbagai kendala sidat Indonesia saat mencoba masuk ke pasar Internasional, baik dari ukuran, sidat olahan mempunyai permasalahannya sendiri. Perlu survei hulu, hilir bolak balik, processing, marketing, makan sidat keliling restoran Jepang dll. Sampai tahu benar negara-negara pengimport sidat, bentuk olahannya, apakah frozen eels, frozen roasted eels, live eels, kabayaki, smoked eels for canning ataupun jellied eels. Beberapa hal di bawah ini semoga dapat mencerahkan.

Tangkapan Ikan Sidat Mulai Menurun

Hasil tangkapan ikan sidat sudah mulai menurun. Dr Hagi Yuli Sugeha, peneliti Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkannya dalam wawancara usai presentasi hasil penelitian ikan sidat di Widya Graha LIPI, Jakarta, Rabu (15/6/11).
"Belakangan sudah mulai menurun hasil tangkapannya. Ukuran yang ditangkap juga sudah kecil-kecil," katanya. Menurutnya, penyebabnya adalah pola penangkapan memakai jebakan permanen sehingga tak satu pun ikan sidat yang bisa lolos dari jebakan.
Hagi juga mengungkapkan bahwa banyak nelayan masih menangkap juvenile sidat di muara sungai. "Di Danau Poso juga banyak yang menangkap sidat yang akan bertelur," kata Hagi. Hal ini adalah salah satu faktor yang membuat populasi ikan sidat bisa menyusut.

Menurut Hagi, sebenarnya ukuran konsumsi ikan sidat adalah 50 cm. Namun, ikan sidat dewasa biasanya sulit ditangkap. Hal ini mendorong masyarakat untuk tetap menangkap juvenile. Sementara, penangkapan ikan yang akan bertelur tetap dilakukan sebab telurnya pun bisa dimanfaatkan.
"Bagian tubuh ikan sidat itu semuanya bisa dimanfaatkan. Telurnya bisa untuk bikin caviar, lalu juvenile-nya bisa untuk sashimi, dewasanya untuk sushi dan tulangnya juga bisa dibuat keripik di Jepang," ungkap Hagi.

Menurut Hagi, sebenarnya sudah ada peraturan pemerintah pada tahun 2009 yang melarang ekspor sidat, terutama juvenile. Tapi, kenyataannya hal itu masih berlanjut. "Ini DKP dan pemerintah daerah juga harus bekerjasama mengawasi di lapangan," saran Hagi.

Pada masyarakat, ia menganjurkan untuk menangkap berdasarkan musim serta perbaikan alat penangkapan. "Sebenarnya bisa menggunakan seser, itu semacam sekop. Kalau dengan trap seperti sekarang kan tidak ada yang bisa lolos. Apalagi trap-nya permanen," jelasnya.
Ia mengakui, memang sulit melakukan pengaturan sebab masyarakat pun mencari penghasilan. Namun, ke depan ia berupaya untuk mengembangkan artificial reproduction. "Tapi untuk ini kita masih perlu paham dulu tentang sidat tropis ini. Jadi masih perlu penelitian," urainya.

Tertarik Budidaya Ikan Sidat
Ikan sidat adalah jenis ikan yang hidup di air tawar dan air laut. Ikan sidat biasa bereproduksi di laut sementara anakannya akan tumbuh di air tawar. Ikan ini merupakan salah satu komoditi penting sebab bisa diekspor dengan harga Rp 250 ribu per kilogram. Biasanya, jenis ikan ini diekspor ke China dan Jepang.

Sedikitnya 500 peserta yang berasal dari provinsi serta kabupaten dan kota, serta Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta pelaku usaha di sektor pertanian mengikuti Pameran Pembangunan Pertanian Nasional 2011 di kompleks GOR Aji Imbut Tenggarong Seberang. Usai melakukan pembukaan Pameran Pembangunan Pertanian Nasional 2011 di GOR Aji Imbut Tengarong Seberang, Wakil Presiden Boediono berkesempatan meninjau stan-stan peserta pameran, termasuk stan Badan Penanaman Modal daerah (BPMD) Samarinda dan Dinas Perikanan dan Peternakan Samarinda untuk melihat budidaya Ikan Sidat (Anguilla spp).

Stan pameran Samarinda satu-satunya stan Kaltim yang dikunjungi Wakil Presiden (Wapres) RI Boediono seusai upacara pembukaan Pekan Nasional (Penas) Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) XIII di stadion Aji Imbut Tenggarong, Sabtu (18/6) lalu. Hal ini sebagai bentuk apresiasi yang luar biasa dari Wapres sekaligus menjadi motivasi bagi jajaran Pemkot Samarinda. Apa yang membuat Wapres mampir di stan Samarinda? Tidak lain karena tertarik pada ikan sidat produksi Kelompok Tani Berambai Kelurahan Sempaja Utara yang menjadi salah satu komoditas andalan yang dipamerkan di stan Samarinda.

“Sidat yah. Ini potensial diekspor dan dijamin tidak rugi petani kita membudidayakannya. Apalagi kadar protein tinggi dan nilai jual juga tinggi,” ungkap Wapres singkat yang waktu itu didampingi Wakil Wali Kota Samarinda H Nusyirwan Ismail ketika mampir di stan Samarinda.
Wapres di stan ini terlihat cukup lama dan dari raut wajahnya tidak bisa disembunyikan ketertarikannya kepada budidaya ikan sidat. “Sepertinya Pak Wapres sangat tertarik dengan budidaya ikan sidat ini. Alhamdulillah, stan kita satu-satunya stan Kaltim yang dikunjungi Pak Wapres,” ungkap Nusyirwan kepada wartawan.

Nusyirwan menjelaskan, budidaya ikan sidat oleh Kelompok Tani Berambai dengan budidaya keramba jaring apung itu memanfaatkan kolam eks tambang batu bara PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ). Mantan kepala Disperindagkop Kaltim dan Asisten II Sekprov Kaltim ini menyebutkan ikan sidat memiliki kadar protein tinggi melebih ikan salmon, dengan pasar ekspor ke Jepang, Korsel dan China.

“Pasarnya sudah jelas, dan harganya juga tinggi mencapai Rp 180 ribu per kilogramnya,” urai Nusyirwan penuh semangat. Menurutnya, ikan sidat sangat berpotensi menjadi unggulan ikan budidaya ikan dari Samarinda, dimana saat ini sudah menghasilkan panen perdana 1,4 ton dengan dikelola 40 anggota kelompok tani di Berambai.

“Kebutuhan sidat di Jepang 100 ribu ton per tahun, sementara baru bisa memenuhi sendiri 20 ribu ton per tahun. Jadi masih ada 80 ribu ton/tahun impor kita. Ini baru di Jepang. Di Jepang saja harganya bisa mencapai Rp 500 ribu,” tandasnya.

Ikan Sidat merupakan komoditas khas yang hidup di perairan Sungai Mahakam dan saat ini telah dicoba untuk dikembangkan budidayanya oleh Dinas Perikanan dan Peternakan serta nelayan Kota Samarinda. Menurut Wapres Boediono, para pemangku kepentingan subsektor ini harus melakukan upaya yang baik dalam mengembangkan perikanan daerah, terutama yang berkaitan dengan pengembangan ikan khas daerah seperti ikan Sidat. Apalagi, ternyata ikan jenis ini disukai masyarakat bahkan berpeluang untuk pasaran ekspor. Karena di berbagai negara ikan ini jadi makanan primadona yang harganya sangat mahal, diantaranya Macau, Taiwan, Jepang, China dan Amerika. Pameran ini berlangsung sepekan dalam rangka memeriahkan pelaksanaan Pekan Nasional (Penas) XIII Petani Nelayan 2011 di Desa Perjiwa Kecamatan Tenggaraong Seberang Kabupaten Kutai Kartanegara sejak 18-23 Juni 2011. Kegiatan ini sekaligus untuk menampilkan kegiatan-kegiatan unggulan ataupun industri kecil (usaha kecil menengah (UKM) yang dilakukan para pelaku usaha pertanian, khususnya petani dan dan nelayan yang tergabung dalam kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Indonesia.

(Sumber : www.sains.kompas.com, 17 Juni 2011; www.kaltimprov.go.id, 19 juni 2011; www. bappeda.samarinda.go.id, 21 juni 2011)

Pasar ikan Sidat seharga Rp 300 ribu/kg kian ramai


Jika dulu, permintaan ikan sidat banyak datang dari pasar mancanegara, maka kini yang terjadi malah sebaliknya. Permintaan ikat sidat lebih banyak datang dari dalam negeri, untuk konsumsi domestik.
Yoyon Priyono, Direktur CV Yonadara Sukses mengatakan, mulai awal tahun ini perusahaannya mulai mengembangkan ikan sidat dalam bentuk olahan fillet. "Fillet sidat secara bisnis lebih menguntungkan," kata Yoyon.

Sebagai pembanding saja, tahun lalu, 50% produksi ikan sidat fillet milik CV Yonadara, diekspor ke berbagai negara, sisanya untuk memenuhi pasar dalam negeri. Namun belakangan ini, pasar ikat sidat lebih banyak datang dari dalam negeri.
Sepanjang Januari saja, seluruh produksi fillet ikan sidat tersebut habis hanya untuk melayani permintaan di dalam negeri. Permintaan ikan sidat itu datang dari restoran-restoran Jepang dan Korea yang menyajikan menu berbahan baku sidat.
Sebagai gambaran, harga ikan sidat berbentuk fillet dibanderol Rp 300.000 per kilogram (kg) untuk pasar lokal. Untuk pasar ekspor harganya bisa lebih tinggi, mencapai Rp 500.000 per kg atau naik 66,6%.
Jika ikat sidat utuh, harga per kilogram hanya Rp 120.000 per kg, sedangkan untuk ikan sidat yang berukuran lebih dari 1 kg, maka harganya mencapai Rp 170.000 per ekor.
Dalam sebulan, rata-rata CV Yonadara mampu memproduksi 1,6 ton ikan sidat. Yoyon menambahkan, untuk memproduksi fillet sebanyak itu, dibutuhkan bahan baku ikan sidat sebanyak 2 ton.
Oleh Handoyo - http://industri.kontan.co.id/news

Ekspor Benih Marak, Ekspor Ikan Sidat Merosot Tajam


Budidaya ikan sidat yang masih alami membuat produksi dan ekspor ikan bernama latin anguilla itu tidak maksimal. Pasalnya, sebagian ikan itu merupakan hasil tangkapan alam. Jadi, produksinya sangat bergantung dengan musim. Itu sebabnya, tahun ini, ekspor ikan sidat bisa turun hingga lebih dari 50%. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), selama Januari-Agustus 2011, volume ekspor ikan sidat mencapai 1.400 ton. Jumlah ini menurun 39,1% dari periode sama tahun 2010 yang mencapai 2.300 ton.

Selain volumenya turun drastis, nilai ekspornya juga hanya US$ 5,3 juta, anjlok 60,44% dari periode yang sama tahun 2010 yang mencapai US$ 13,4 juta. Tren penurunan ekspor ikan sidat ini berbanding terbalik dengan ekspor ikan dan udang yang justru melesat 15,3% menjadi US$ 1,48 miliar.

Nanang Soengkono, Direktur Utama PT Fishindo Lintas Samudera mengatakan, penurunan volume ekspor ikan sidat juga disebabkan oleh peningkatan ekspor benih ikan sidat atau glass eel. Berkurangnya benih itu menyebabkan produksi ikan sidat di dalam negeri menurun. "Berdasarkan SK Mentan No. 214/Kpts/ Um/V/1973 yang dikuatkan oleh Permen Kelautan dan Perikanan No. 18/Men/2009, seharusnya, pengiriman benih sidat ke luar negara ini dilarang," tutur Nanang.

Memang, tak bisa dipungkiri, para peternak ikan sidat tergiur mengekspor bibit ikan ini lantaran harganya menjulang di Jepang. Ambil contoh, satu kilogram (kg) bibit sidat yang terdiri dari 6.000 ekor bisa dihargai antara Rp 70 juta-Rp 100 juta.

Yoyon Priyono, Direktur CV Yonadara Sukses, menambahkan, selain faktor cuaca, penurunan volume dan nilai ekspor ikan sidat juga disebabkan peralihan pasar. "Jika tahun lalu orientasinya ekspor, kini pasar dalam negeri mulai terbuka," katanya.

Yoyon membandingkan, tahun lalu, persentase antara ekspor ikan sidat dengan penjualan domestik sekitar 70:30. Namun kini, persentasenya berimbang menjadi 50:50.
Besarnya penyerapan ikan sidat di dalam negeri, menurut Yoyon, disebabkan banyaknya perusahaan pengolahan unagi asal Jepang yang datang ke Indonesia. "Sudah ada empat perusahaan pengolahan yang berburu ikan sidat ke sini," ujarnya.

Sebagai catatan, tahun lalu, produksi ikan sidat Yonadara mencapai 13 ton. Tahun ini, Yoyon memprediksi, produksi bisa meningkat dua kali lipat. Penurunan nilai ekspor sidat sebetulnya patut disayangkan. Sebab, potensi pasar ikan sidat di luar negeri sangat besar. Contohnya, banyak masyarakat Jepang hobi menyantap sidat. Kebutuhan ikan ini di negeri itu mencapai 120.000 ton per tahun.

Peluang pasar yang begitu besar tersebut juga diakui oleh Direktur Pemasaran Luar Negeri Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut Hutagalung. "Potensi ekspor ikan sidat terutama ke Macau, Taiwan, Jepang, China, Hong Kong, Eropa, dan Amerika," ujarnya beberapa waktu lalu.

Harga ikan sidat pun lumayan menggiurkan. Jenis Anguilla bicolor misalnya, dihargai Rp 60.000-Rp 70.000 per kg. Sedangkan Anguilla marmorata dibanderol seharga Rp 100.000-Rp 120.000 per kg.

Nanang mengatakan, selama ini, Fishindo Lintas mengekspor ikan sidat ke kawasan Asia timur khususnya ke Jepang. Setiap tahun, permintaan ikan sidat dari Negeri Sakura itu mencapai 600 ton. Namun, karena masih menggantungkan produksi pada hasil tangkapan alam, Fishindo Lintas hanya mampu memenuhi 500 kg-1 ton ikan sidat per bulan.

Demi meningkatkan bisnis, Selain mengekspor ikan sidat dalam kondisi hidup, Fishindo Lintas juga bekerjasama dengan perusahaan Jepang untuk melakukan pengiriman dalam bentuk sidat olahan seperti kabayaki dan shirayaki. "Sebab, jika langsung mengekspor sidat dalam bentuk hidup, risiko kematiannya tinggi," terang Nanang.

Untuk meningkatkan produksi ikan sidat, sebetulnya Indonesia bisa meniru China yang tergolong lebih maju dalam pembudidayaan ikan sidat. Menurut Nanang, China sudah memiliki delapan tempat budidaya unagi yang terintegrasi, mulai dari pemeliharaan sampai ekspor.

Oleh Handoyo http://industri.kontan.co.id/news

Cara Membuat Scroll Pada Tabel Label


Tujuannya scroll disini untuk mempersingkat halaman yang digunakan oleh label. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
  •     Dari halaman dasbor, klik Tata Letak - Edit HTML.
  •     Beri tanda centrang pada Expand Template Widget.
  •     Kemudian cari kode dibawah ini (gunakan Control F atau F3).
<b:widget id='Label1' locked='false' title='Label' type='Label'>
<b:includable id='main'>
<b:if cond='data:title'>
<h2><data:title/></h2>
</b:if>
<div class='widget-content'>
<div style='overflow:auto; width:ancho; height:300px;'>
<ul>
<b:loop values='data:labels' var='label'>
<li>
<b:if cond='data:blog.url == data:label.url'>
<span expr:dir='data:blog.languageDirection'>
<data:label.name/>
</span>
<b:else/>
<a expr:dir='data:blog.languageDirection' expr:href='data:label.url'>
<data:label.name/>
</a>
</b:if>
<span dir='ltr'>(<data:label.count/>)</span>
</li>
</b:loop>
</ul>
<b:include name='quickedit'/>
</div> </div> </div>

Selanjutnya tambahkan kode yang warna merah itu untuk fungsi scrollnya.
Angka 300px adalah tinggi kotak scroll, bisa diganti sesuai selera.

Jika tidak ada kode seperti diatas <div class="widget-content"> coba cari kode dibawah ini:

<div expr:class='&quot;widget-content &quot; + data:display + &quot;-label-widget-content&quot;'>


Klau yang ada kode di atas ini maka taruh
<div style='overflow:auto; width:ancho; height:300px;'>
dibawah kode yang berwarna Biru

Selamat Mencoba

Ini Alasan Larangan Konsumsi Daging Bangkai Paus


Sebanyak 44 dari 46 paus yang terdampar di Nusa Tenggara Timur mati. Hanya dua paus yang berhasil diselamatkan. Sementara, sekitar 10 paus yang mati dipotong-potong oleh warga untuk dimanfaatkan dagingnya.

Sejumlah kalangan beranggapan bahwa pemanfaatan daging bangkai paus sah-sah saja. Perdagangan dan perburuan hewan dilindungi yang masih hidup memang dilarang, namun jika sudah mati, sebenarnya tak ada larangan untuk dikonsumsi. 

Sementara itu, menanggapi pandangan tersebut, Pramudya Harzani dari Jakarta Animal Aid Network (JAAN) mengatakan dengan tegas bahwa pemotongan bangkai adalah bentuk kekejaman kepada satwa yang dilindungi undang-undang. 

Mengapa tindakan memotong bangkai paus dan memanfaatkan dagingnya dilarang? Pram mengungkapkan tiga alasan. Pertama, paus merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan UU No 5 tahun 1990. Dengan demikian, baik dalam keadaan hidup ataupun mati, satwa tak bisa sembarang dimanfaatkan.

"Dari sisi klinis kesehatan, paus juga memiliki kandungan merkuri dan zat besi yang tinggi. Sudah ada penelitian yang mengungkap hal tersebut," kata Pram. Merkuri bisa memicu beragam masalah kesehatan seperti gangguan saraf dan tumor.

Alasan ketiga terkait etis. Menurut Pram, paus adalah hewan yang memiliki kedekatan dengan manusia. Paus termasuk mamalia, golongan yang sama dengan manusia. Selain itu, paus juga punya arti sendiri bagi masyarakat NTT.

Ke depan, Pram mengharapkan masyarakat tak mengkonsumsi daging bangkai paus. Paus yang terdampar sebaiknya diupayakan dikembalikan ke laut. Jika gagal dan mati, paus harus dikuburkan atau ditenggelamkan ke lautan.

sumber: http://sains.kompas.com/read/2012/10/02/20174638/Ini.Alasan.Larangan.Konsumsi.Daging.Bangkai.Paus

Serba-serbi Wanita Mau Ngeseks

WANITA menikmati seks bukan untuk sekadar memenuhi cinta dan gairahnya, tetapi juga untuk berbagai kepentingan lainnya. Salah satunya melepaskan diri dari kebosanan, serta menyembuhkan sakit migrain.

Sebuah buku baru berjudul “Why Women Have Sex” karya Cindy Meston dan David Buss menguak tentang 200 alasan mengapa wanita berhubungan seksual. Dalam peringkat terbawah dalam daftar alasan, umumnya wanita tidur dengan pasangan mereka untuk menghilangkan kebosanan, menciptakan ketenangan, dan menyembuhkan sakit kepala.

“Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan pria menemukan sedikit wanita yang menarik secara seksual, sedangkan kebanyakan wanita tidak menemukan banyak pria seksual yang menarik sama sekali,” seperti dikatakan penulis yang merupakan profesor psikologi di University of Texas, seperti dikutip Telegraph dan dirilis Times of India.

Para peneliti mewawancarai 1.006 wanita sebagai riset untuk buku tersebut dan menemukan beberapa jawaban yang sangat mengejutkan. Beberapa mengungkapkannya terkait dengan alasan spiritual, yakni karena ia berpikir untuk menjadi dekat kepada Tuhan. Alasan lain yang tercantum adalah sebagai seks menjadi obat sakit kepala akibat stres.

Namun, mayoritas 84 persen mengakui kalau mereka berhubungan seks untuk  memastikan ketenangan hidup dan kenyamanan dalam rumah tanga.

“Saya berhubungan seks untuk mengurangi  kebosanan,” kata salah seorang responden. Sementara lainnya mengaku, “Saya berhubungan seks dengan beberapa orang karena saya merasa kasihan pada mereka.”

Salah satu survei yang dilakukan penulis menunjukkan salah satu dari 10 wanita mengakui berhubungan seksual sebagai imbalan atau hadiah atau hidangan mewah terhadap pasangannya.
(tty)

sumber: http://lifestyle.okezone.com/read/2011/03/22/197/437617/serba-serbi-wanita-mau-ngeseks

Cara Packing Sidat

PENTING DIPERHATIKAN
Sebelum sidat dikirim, sidat har dipuasakan terlebih dahulu minimal 1 hari, sehingga pada saat dipacking dan dalam perjalanan, sidat tidak muntah/berak yang mengakibatkan kualitas air di dalam media packing rusak/menurun, dan meningkatkan resiko kematian selama perjalanan!

Packingnya untuk pesawat udara:
Bahan:

  • Box Sytrofoam Garuda tebal Box styrofoam sidat
  • Dalam 1 box Garuda (GA-75 besar) dapat diisi MOA sebanyak 20 kg berat Moa saja, nanti ditambah air 2 lt. 
  • Siapkan plastik yang biasa digunakan untuk pengiriman ikan (Plastik HD tebal). Plastik lapis 2 dimana kedua ujung-ujungnya diikat karetuntuk mencegah kebocoran plastik dari ujung 
  • Siapkan oksigen (Ingat! memakai oksigen, bukan blower / kompressor) 
  • Siapkan es batu / es pentung dengan berat @0.5kg sebanyak 2 buah 
  • Lakban 
  • karet gelang 
Penanganan Sebelum Packing:
  • Sidat di bius dengan cara air kolam suhunya diturunkan sehingga berkisar 22-25 derajat Celcius. Cara menurunkan suhu di kolam yaitu langsung es dimasukkan ke dalam kolam berisi Sidat. 
  • Lalu siapkan plastik diisi air (dari kolam pembiusan Sidat) sekitar 2-2.5 kg air, lalu es yang 1/2kg (2 buah) dimasukkan ke dalam plastik yang isi air tsb. 
  • Setelah itu, sidat lalu dimasukkan ke dalam plastik berisi air tersebut, lalu plastik diisi oksigen secukupnya (sesuai dimensi box styrofoam yang digunakan) kemudian diikat yang rapat dengan karet gelang. 
Plastik isi sidat tersebut lalu dimasukkan ke dalam box syrofoam yang sudah disiapkan, dilakban, lalu siap dikirim.


Cara Pengiriman darat:

Jika pengiriman via darat, pada prinsipnya sama juga, hanya medianya pakai Blong/jerigen yang diberi lubang untuk udara masuk, dan lebih bagus lagi jika diberi aerator (gelembung udara/blower). Sebelumnya pastikan jerigen sudah tidak berbau bahan kimia.
Dengan begitu sudah cukup untuk tahan sampai 24 jam. Yang penting, jika es sudah leleh/habis, maka diganti dengan es baru.
Air juga bisa diganti dalam perjalanan darat (jika waktunya lewat 18 jam).

Uzaku (Salad Ikan Sidat)

uzaku

Salad Sidat (Uzaku)

Merupakan salah satu varian masakan sunomono di Jepang dan merupakan hidangan segar untuk makan di musim panas.  Makanan kaya protein, kalsium dan vitamin ini sangat cocok untuk meningkatkan stamina tubuh.  Beberapa orang percaya bahwa makanan ini juga mampu meningkatkan vitalitas pria.

Bahan:
* 2 ketimun Jepang
* 125 gram sidat panggang (unagi-no-kabayaki)
* 3 sdm cuka beras
* 1 sdm gula
* 1 sdm kecap
* Garam secukupnya

Persiapan:
Iris tipis cucumbers ke putaran. Taburkan garam pada ketimun iris dan biarkan selama 20 menit. Potong sidat panggang (kabayaki) bentuk kecil-kecil, tempatkan di lembaran alumunium foil dan taruh diatas panggangan/microwave selama dua menit.
Peras irisan ketimun jepang agar airnya keluar.
Campurkan kecap, gula, dan cuka dalam mangkuk kecil. Letakkan ketimun iris dan potongan-potongan unagi di mangkuk lain.
Tuangkan saus di atas ketimun dan sidat panggang.
Untuk 4 porsi

Minyak Ikan Sidat

minyak ikan
Minyak Ikan sidat dibuat dari ekstrak sum-sum ikan sidat segar, mengandung tiga jenis nutrient penting yaitu:  asam lemak omega 3 (DHA & EPA) , Phospholipids dan antioksidan Vitamin E.

Jika tubuh tidak memiliki keseimbangan yang tepat dari asam lemak omega 3 (DHA & EPA) , Phospholipids dan antioksidan Vitamin E maka akan menyebabkan kerusakan sistem prostaglandin tubuh.
Contoh penyakit yang diakibatkan ketidak seimbangan tersebut.
  • Syndrome PMS (premenstrual syndrome)
  • Sakit Abnominal & keram uterine
  • Mual, letih dan lesu
  • Sakit Kepala
  • Kurang nafsu makan
  • Terkait PMS : kegelisahan, depresi dan stres
  • Disfungsi Ereksi pada pria
  • Kolesterol tinggi (high LDLs and Triglycerides)
  • Sakit dan kaku pada persendian, dengan fleksibilitas terbatas
  • Pilek berkelanjutan, bersin, gatal pada mata
  • Radang sendi, Multiple Sclerosis
  • Kelelahan
# Omega 3 (DHA & EPA)
Omega – 3 adalah jenis polyunsaturated fatty acid (omega 6 yang lainnya) yang penting karena tubuh tidak dapat membuat mereka sendiri dan harus berasal dari makanan yang kita makan.  Minyak ikan air dingin (sidat, salmon, tuna , ikan kembung) yang sering absen dalam makanan kita, sumber utama terbaik Omega 3, the EPA (eicosapentaenoic acid) dan DHA (docosahexaenoic acid). Mereka adalah penting untuk:

•  Pengembangan dari sistem saraf pusat (otak kaya akan DHA)
•  Mengatur pembekuan dan tekanan darah serta peradangan
•  Mengatur kekebalan tubuh


Pentingnya mengembalikan keseimbangan yang benar
Omega 3 dan Omega 6 memainkan peranan penting dalam proses inflammasi, yang merupakan pusat respon kekebalan tubuh.
Jika Omega 6 adalah pedal yang diperlukan untuk proses inflammasi, sebagai contoh melawan infeksi, omega 3 lah yang menormalkan respon tubuh.
Jika terlalu banyak Omega 6 dalam tubuh, penyakit seperti radang sendi, diabetes, penyakit jantung, dll meningkat dengan signifikan.

Mengembalikan keseimbangan asam lemak tubuh dengan kata lain meningkatkan Omega 3 adalah pendekatan yang logis untuk mengatasi penyakit.

# Phospholipids
Disebut juga “cell gatekeepers”, lemak ini membatasi membran sell yang merupakan benteng mikroskopis yang membantu memfilter toxin, melawan oxidative stress yang disebabkan oleh radikal bebas  yang membuat kerusakan di dalam sel.
Phospholipid  memberikan nutrient penting untuk Neuro-transmisi yang terlibat dalam pengaturan otot, memori, suasana hati, tidur, dan organ kunci seperti jantung.
Seperti Omega 3 dan 6 yang melekat pada phospholipid, mereka secara efektif bioavailable yakni dapat diserap lebih baik dan dimanfaatkan oleh tubuh.

# Antioksidan Vitamin E
Vitamin E yang membantu menetralkan efek yang merusak dari unstabled compounds, disebut juga radikal bebas yang sering menyebabkan masalah kesehatan kronis. Ini adalah Antiosidan yang membantu menstabilkan minyak Omega 3 .
sumber: http://budidayasidat.wordpress.com/

Unagi (sidat) panggang cah paprika


unagi cah paprikaBahan-bahan:
2 Potong UNAGI (sidat) (kira2 250 gr)
4 buah Paprika Hijau
4 Siung bawang putih
2 cm jahe, keprek
2 sdm Shoyu (Japanese Light Soy Sauce)
1/2 sdt lada bubuk
2 sdm Minyak untuk menumis
75ml air


Saus:
sake, mirin, kecap Jepang, gula pasir.


Cara membuat:
Bersihkan belut, kemudian masak bersama saus.sampai kuah agak mengering, kemudian di panggang selama 3 menit bolak balik .
1. Tumis bawang putih dan jahe sampai harum
2. Masukkan Unagi panggang.
3. Tambahkan sedikit air, shoyu dan lada bubuk
4. Masukkan Paprika, aduk sebentar
5. Masak hingga kuah mengering, angkat dan sajikan

(The Food of Japan by TAKAYUKI KOSASI).

Mengetahui Ruaya atau Perpindahan Ikan Sidat

Ikan sidat ketika sudah dewasa dan siap untuk kawin biasanya mereka akan mencari jalan ke laut dalam atau samudera untuk berpijah, perjalanan ikan sidat dari air tawar ke air laut biasa disebut sebagai ruaya ikan sidat, sedangkan arti ruaya secara luas adalah merupakan satu mata rantai daur hidup bagi ikan untuk menentukan habitat dengan kondisi yang sesuai bagi keberlangsungan suatu tahapan kehidupan ikan.

Studi mengenai ruaya ikan menurut Cushing(1968) merupakan hal yang fundamental untuk dunia perikanan karena dengan mengetahui lingkaran ruaya ikan akan diketahui daerah dimana stok atau sub populasi itu hidup. Ruaya ini mempunyai arti penyesuaian, peyakinan terhadap kondisi yang menguntungkan untuk eksistensi dan untuk reproduksi spesies seperti ikan sidat. 

Menurut Chimit (1960) Effendie (1997) tidak semua ikan melakukan ruaya. Ada ikan bukan peruaya yaitu ikan yang tidak pernah meninggalkan habitatnya. Ikan peruaya pada waktu tertentu meninggalkan habitatnya untuk melakukan aktivitas tertentu, sehingga ada beberapa spesies ikan mempunyai daerah ruaya yang berbeda baik secara musiman maupun pada tahapan perkembangan hidup. 

Beberapa istilah yang berkaitan dengan ruaya ikan yaitu :
a) Amfibiotik : ikan yang beruaya dari air laut ke air tawar atau sebaliknya. 
b) Holobiotik : ikan yang tidak melakukan ruaya selama hidupnya tinggal di air tawar atau di air laut saja. Namun ada beberapa menjadi peruaya. 
c) Diadrom : ikan melakukan ruaya untuk berpijah 
d) Amfidrom : ikan beruaya untuk mencari mak anan 
e) Potamodrom : ikan yang hidup dan beruaya di perairan tawar saja termasuk sungai dan danau 
f) Oseanodrom : ikan yang hidup di laut dan beruaya di laut. 
g) Batidrom : ikan yang beruaya di perairan dalam 
h) Brakheadrom : ikan yang beruaya di perairan dangkal 
i) Katadrom : ikan yang beruaya dari air tawar ke laut hanya untuk berpijah 
j) Anadrom : ikan yang beruaya dari laut ke air tawar untuk berpijah 

Macam-macam Ruaya
a. Ruaya Pemijahan 
Pergerakan ruaya ikan ke daerah pemijahan mengandung tujuan penyesuaian dan peyakinan tempat yang paling menguntungkan untuk perkembangan telur dan larva. Sejak telur dibuahi sampai menetas. Terus menjadi larva meruapakan saat yang kritis karena mereka tidak dapat menghindarkan diri dari serangan predator. Jadi ruaya pemijahan mengandung pengaruh yang langsung berhubungan dengan rekruitmen dan mortalitas. Salah satu bagian dari ruaya pemijahan ialah ”reproductive homing” yaitu kembalinya ikan ke daerah asal kelahiran sebelum mengadak an reproduksi. Hal ini sangat menentukan untuk kelangsungan hidup individu atau populasi serta menambah keberhasilan proses perkawinan karena sangat memungkinkan untuk bertemunya pasangan yang sejenis dan proses reproduksi. Ruaya pemijahan ikan katadrom per gerakann yang searah dengan arus pada waktu ia berada dalam sungai tetapi apabila sudah sampai di laut pergerakannya aktif untuk mencapai daerah pemijahan. Contoh ikan yang melakukan ruaya pemijahan yaitu ikan sidat yang terdapat di Eropa atau Amerika Serikat. 

Ikan Sidat Eropa (Anguilla anguilla) pada saat mulai mengadakan ruaya pada Bulan Desember berumur 9 – 12 tahun ikan - ikan sidat yang hidup dalam kolam atau perairan tertutup lainnya ini akan keluar mencari sungai – sungai yang menuju ke laut. Perjalanan di sungai umumnya dilaksanakan pada waktu malam hari karena itu tingkah lakunya belum banyak diketahui. Selama perjalanan sampai ke tempat pemijahan tidak pernah makan dan perubahan yan g terdapat dari perjalanan itu antara lain tubuhn ya menjadi kurus, matanya semakin besar sampai empat kali daripada sebelumnya, hidungnya semakin lancip, warnanya berubah menjadi warna perak dan garis tengah telurnya semakin besar. Ikan sidat ini memijah di Laut Sargasso pada bulan Nopember tahun berikutnya. Pemijahan tersebut terjadi pada kedalaman 400 m dibawah permukaan laut dengan suhu antara 16 – 17o C.

Selain di Eropa, ikan sidat ini juga dijumpai di Jepang, Australia dan Indonesia, tetapi tempat berpijahnya ikan – ikan sidat tersebut masih belum diketahui dengan pasti. Ada dugaan ikan sidat di Indonesia berpijahnya di Samudera Selatan Pulau Jawa berdasarkan adanya larva ikan sidat tersebut di Pantai Selatan Jawa seperti Pelabuhan Ratu dan Cilacap. 
Ikan – ikan dari Famili Galaxide dan Gobiidae yang hidup di Sungai juga katadrom melakukan ruaya pemijahan pergi ke laut yang tidak jauh dari pantai dan dibagian yang dangkal. Kelompok ikan belanak baik yang hidupnya di dalam danau atau yang di daerah pantai juga kalau berpijah pergi ke laut yang tidak jauh dari pantai. Lain halnya dengan golongan ikan sebelah yang biasa hidup di bagian yang dangkal kalau akan berpijah beruaya ke bagian dalam. 

Ruaya pemijahan ikan anadrom, setelah masuk ke dalam sungai harus menentang arus dan ban yak menempuh perjalanan jauh sebelum mencapai daerah pemijahan. Biasanya golongan ini mengadakan pemijahan pada tahun yang sama dengan tahun mulai beruaya. Pada ikan Salmon ada dua macam waktu pemijahan yaitu ikan keturunan musim dingin dan ikan keturunan musim semi. Masing-masing berbeda ketika induknya mendekat ke muara sungai. Ikan yang masuk ke muara sungai pada musim semi gonadnya belum masak benar dan akan memijah pada tahun berikutnya. 

b. Ruaya ke daerah pembesaran dan mencari makanan. 
Ruaya ke daerah pembesaran dan pencarian makanan dilakukan oleh anak ikan atau oleh ikan dewasa secara vertikal atau horizontal. Ruaya ini mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan atau survival ikan itu. Anak ikan atau larva ikan laut dan air tawar melakuk an ruaya denatant (berasal dari pemijahan dan searah arus) secara positif dari daerah pemijahan ke daerah pembesaran atau ke daerah makanan. Misalnya ikan bandeng (Chanos chanos) yang cara memijah dan daerah pemijah annya belum diketahui pasti. Pada musim nener pertama dari Bulan September sampai dengan bulan Desember dengan puncaknya pada bulan Oktober dan Nopember dan pada musim nener kedua yaitu Bulan April dan Mei, nenernya banyak didapatkan di daerah pantai tertentu di utara Pulau Jawa dan Madura (Hora dan Pilay, Larva ikan sidat (Leptocephalus) beruaya denatant secara pasif ke daerah pembesaran di pantai seperti terdapat di Pelabuhan Ratu dan Cilacap. Kalau larva itu sudah metamorfosa akan melakukan ruaya ke sungai dan daerah makanan untuk menerusk an hidupnya. Larva ikan-ikan oseanik yang terapung begitu saja di permukaan bergantung kepada gelombang dan arus membawanya. Larva demikian biasanya jadi sasaran perburuan ikan predator. 

Ikan oseanik umumnya mempun yai telur yang lebih berat dari air laut dan tenggelam. Pada kedalaman tertentu telur tadi akan menetas yaitu kira-kira di daerah yang ban yak makanannya dan aman dari predator. Ada ju ga larva ikan oseanik yang melakukan ruaya nocturnal vertikal secara aktif mencari makanan di daerah permukaan pada waktu malam hari dan pada pagi harinya akan kembali ke bagian dalam. 

Seperti telah dikemukakan bahwa ruaya denatant ke daerah makanan dan pembesaran terdapat pula pada larva ikan tawar. Pemijahan ikan itu di sungai biasanya bertepatan dengan meningginya permukaan air pada waktu awal musim hujan. Telur dan larva ikan ditransportasikan ke bagian hilir sungai, apabila air telah turun kembali dan larva telah dapat berenang dengan aktif akan beruaya ke daerah makanan. Pinggir danau yang berumput dan tidak dalam merupakan daerah pembesaran anak-anak ikan dan daerah pembesarannya. Ikan air tawar dewasa secara aktif mengadakan ruaya ke daerah makanan setelah melakukan pemijahan kalau ikan itu tidak mati. Selama ruaya ada ikan yang aktif mengambil makanan dan dapat pula yang tidak. 

Ikan lakustrin setelah melakukan pemijahan di pinggir danau yang tidak dalam akan kembali beruaya ke bagian yang dalam. Pada ikan adfluvial setelah berpijah di sungai akan beruaya kembali ke daerah makanannya di danau. Sebagian dari golongan ikan addfluvial ini, ada kelompok yang memisahkan diri berpijah ke sungai yang lain, dan lama kelamaan dari kelompok ikan itu akan menjadi sub populasi, karena adanya pemutusan gen secara turun temurun. Pada ikan penghuni yang dalam, ada juga yang melakukan ruaya nokturnal periodik seperti ikan yang terdapat di laut, juga ruaya nokturnal ke daerah makanan di dasar anak sungai yang kecil dan dangkal. Pada pagi hari ikan-ikan tersebut kembali lagi ke sungai yang besar. 

Ruaya nokturnal ke daerah makanan secara reguler juga dilakukan oleh beberapa ikan laut. Hal ini disebabkan karena tempat hidup ikan tersebut pada malam hari kekurangan makanan. Ikan akan beruaya mengikuti makanannya yang mengadakan ruaya vertikal pada malam hari. Ikan mackerel secara regular mengikuti kelompok makanann ya ke atas dan ke bawah, sedangkan golongan ikan clupea melakukan ruaya ke satu daerah makanan yang baik kemudian ke tempat yang lain secara reguler.

c. Ruaya pengungsian 
Ruaya pengungsian adalah ruaya untuk menghindarkan diri dari tempat yang kondisi yang tidak baik, atau meninggalkan tempat daerah makanan beruaya ke tempat yang kondisinya buruk tetapi diperlukan untuk melengkapi daur hidupnya sebagai awal ruaya pemijahan.  

Di daerah yang bermusim empat ada ikan yang melakukan ruaya overwintering yaitu pada musim dingin pergi meninggalkan tempat daerah makanannya menuju ke daerah tempat lain selama musim dingin. Misalnya ikan Salmon yang mengadakan ruaya overwintering pada awal musim dingin pergi ke sungai yang agak dalam dimana selama musim dingin mereka itu dalam keadaan tidak aktif dan biasanya tidak makan. Demikian juga pada ikan-ikan tawar setelah menyelesaikan masa makannya di daerah makanan yang baik dengan kondisi tubuh yang baik akan beruaya overwintering. Jika sekiranya ikan itu belum siap karena kondisinya kurang baik atau gonadnya belum berkembang mereka akan tetap di daerah makanan dan tidak melakukan ruaya overwintering. Namun sebenarnya ada juga ikan yang tidak membutuhkan overwintering untuk melengkapi daur hidupnya, tetapi mereka melakukan juga ruaya overwintering karena untuk menghindari diri dari predator pada musim tersebut, atau tempat itu memang benar – benar berbahaya yang dapat menyebabkan kematian. 

Di daerah tropis ikan – ikan lakustrin baik yang di danau atau yang di rawa seringkali mengadakan ruaya pengunngsian karena kondisi habitatnya buruk. Pada permulaan musim kemarau air yang masuk ke dalam danau mulai masam karena menyebabkan pembusukan daun – daun tumbuhan, rumput dan lain – lainnya sehingga air kekurangan zat asam. Ikan-ikan lakustrin tersebut akan meninggalkan danau atau rawa menuju sungai atau saluran pembuangan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi ruaya ikan. 
Ikan men gadakan ruaya pemijahan, ruaya ke daerah makanan dan pembesaran dan ruaya pengungsian tidak terlepas dari beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor faktor tersebut dapat digolon gkan menjadi dua kelompok yaitu faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar adalah factor lingkungan yang secara langsung atau tidak langsung memegang peranan di dalam aktivitas ruaya ikan antara lain taksis, suhu, intensitas cahaya matahari, air hujan, penambahan limbah. Faktor dalam ialah faktor yang terdapat dalam tubuh misalnya sekresi kelenjar hormone, adanya osmoregulasi, dan lain-lainn ya yang berhubungan dengan faktor luar tadi.
Sumber : file:///D|/E-Learning/Iktologi/Textbook/Iktiologi%20(buku%20ajar).htm (89 of 112)

Pasar sidat makin luas, tapi benih masih terbatas


Pasar sidat makin luas, tapi benih masih terbatas
Permintaan ikan sidat baik untuk pasokan lokal maupun ekspor makin besar. Sayang, benih sidat masih berasal dari tangkapan dan belum bisa dipijahkan secara buatan. Oleh karena itu harga jual ikan sidat masih terbilang tinggi. 

Penggemar makanan Jepang pasti tak asing pada unagi. Makanan yang biasa disajikan di atas nasi ini berbahan baku belut air asin alias sidat. Sidat mirip dengan belut air tawar, tapi mempunyai sirip di punggung dan dada. 
Meski berasal dari laut, sidat bisa hidup di dua alam: air tawar dan air laut. Biasanya sebelum berumur dua tahun sidat hidup di muara sungai. Sesudah berumur dua tahun, baru sidat akan pindah ke laut untuk bertelur hingga kelak mati. 

Selain enak disantap, sidat kaya akan kandungan gizi. Tak heran, permintaan ikan sidat cukup besar. Pusat Informasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat, permintaan sidat untuk memenuhi kebutuhan supermarket di beberapa kota besar di Indonesia mencapai 3 ton per bulan. Dari kebutuhan sebanyak itu, selama ini yang terpenuhi baru sekitar 10% . 

Kebutuhan sidat di pasar internasional jauh lebih besar, bisa mencapai 300.000 ton per tahun. Khusus pasar Jepang, kebutuhan sidat bisa mencapai 100.000 ton per tahun dan 60.000 ton di antaranya masih diimpor dari luar negeri. Oh, iya, konsumen di Jepang lebih menyukai sidat jenis bicolor, berbeda dengan konsumen di Indonesia, Korea, dan Taiwan yang lebih menggemari sidat jenis marmorata. 

Yoyon Priyono, salah seorang petani ikan sidat di Lampung sekaligus Direktur CV Yonadara Sukses, mengaku dalam sehari baru bisa mengirim 200 kilogram (kg)–1 ton ikan sidat ke beberapa perusahaan pengolahan di Jakarta, padahal permintaan yang datang bisa lebih besar dari angka itu.

Rahmat Aminudin, pemilik dari CV Satu Karya Community di Surakarta, Jawa Tengah, mengaku baru bisa menghasilkan sidat siap konsumsi sebanyak 1 ton per bulan. Padahal, kalau bisa memasok sebanyak 3 ton, pasar tetap akan menyerap. “Saat ini, kami hanya menjual ke pasar lokal,” imbuh dia. 

Sidat siap konsumsi biasanya, mempunyai ukuran 200 gram– 500 gram per ekor. Harga jualnya Rp 70.000 per kg. Karena itu, dalam sebulan, Yoyon bisa mengantongi omzet sekitar Rp 100 juta. Rahmat biasanya menjual sidat dalam dua ukuran. Ukuran 250 gram per ekor harganya Rp 75.000 per kg. Adapun ukuran 500 gram harganya Rp 100.000 per kg. “Harganya sama baik sidat bicolor atau marmorata,” papar dia. 


Belum bisa pijah buatan
Budidaya sidat di Indonesia lebih tepat disebut dengan pembesaran. Sebab, sidat asli Indonesia yaitu sidat sirip panjang Indonesia (Indonesian longfinned eel/Anguilla malgumora), sidat sirip panjang Sulawesi (Celebes longfin eel/Anguilla celebesensis), dan sidat sirip pendek Indonesia (Indonesian shortfin eel/Anguilla bicolor bicolor) masih belum bisa dipijahkan secara buatan. Karena itu, benih dari ikan sidat tetap harus diperoleh dari alam. 

Alhasil, pasokan sidat sangat tergantung dari jumlah benih yang tersedia. Apalagi, sidat mempunyai masa musim pijah. Puncak perpijahan sidat bicolor biasanya terjadi pada bulan Mei dan Desember. Sedangkan sidat marmorata di bulan Oktober. Rahmat bilang, benih sidat (glass eel) biasanya diperoleh dari nelayan. Harganya Rp 750.000 per kg isi 6.000 ekor. 

Nah proses pembesaran sidat membutuhkan waktu cukup lama, yaitu 22 bulan–24 bulan. Para petani kecil akan cukup kesulitan kalau melakukan pembesaran dari mulai benih sampai siap konsumsi. “Berat di ongkos,” tutur Rahmat. 

Karena itu, biasanya budidaya sidat dilakukan dalam beberapa tahap dan bekerja sama dengan beberapa petani plasma. Yoyon misalnya, menggaet petani di sekitar Pelabuhan Ratu dan Lampung. Rahmat pun melakukan hal yang sama. Dia menggandeng beberapa petani di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta. 

Ada beberapa tahap pembesaran. Pertama, mulai benih menjadi elver (larva ukuran 5 centimeter). Pada tahap ini, Rahmat bilang memakan dua bulan. Sidat juga masih harus hidup di air payau. “Pada ukuran elver, harga per kilogram isi 250 ekor–300 ekor seharga Rp 225.000–Rp 300.000,” ujar dia. 

Kedua, mulai elver menjadi fingerling membutuhkan waktu sekitar empat bulan. Pada ukuran ini, harga jualnya Rp 70.000 per kg dapat sekitar 20 ekor–30 ekor. Ketiga untuk fase fingerling sampai siap konsumsi perlu waktu 16 bulan–18 bulan. Menurut Rahmat, fase ini juga akan dibagi ke beberapa petani sehingga tidak terlalu berat pada masa perawatan. 

Merawat sidat cukup mudah. Rahmat bilang, sejak pertama kali memulai budidaya sidat di tahun 2008, ia belum mengalami ada penyakit sidat yang cukup signifikan. “Paling hanya bakteri, itu pun tidak terlalu menghambat,” ujar dia. 

Meski begitu, untuk menghindari serangan bakteri, sebelum sidat dimasukkan dalam kolam buatan, Anda harus memastikan bahwa kolam tersebut sudah steril. Selain itu, air yang digunakan harus air yang mengalir. “Bisa menggunakan kincir air atau air mengalir dari sumber,” kata Rahmat. 

Tingkat keasaman air (pH) juga harus diperhatikan. Rahmat bilang, maksimal pH air sebesar 8,2. Menurutnya, faktor air ini sangat menentukan lama tidaknya sidat berkembang. “Biasanya kalau menggunakan air payau bisa lebih cepat besar,” ujar Rahmat. 

Rahmat menyarankan, glass eel sebaiknya ditempatkan dalam akuarium yang beraerasi dan bersirkulasi baik. Dengan demikian, perkembangannya mudah dipantau. Lebih baik lagi airnya diganti sehari sekali. 

Nah, kalau sudah menjadi elver, tahap berikutnya adalah dimasukkan ke dalam kolam. Ukuran kolam tergantung dari kemampuan. Dinding kolam bisa memakai beton atau bambu. Air kolam sebaiknya berwarna hijau lantaran mengandung lumut. Sidat akan lebih nyaman dalam kondisi seperti itu. Jika kolam masih dalam keadaan jernih, sebaiknya di atas kolam diberi peneduh. Kolam sebaiknya juga diberi tempat sembunyi. 


sumber: http://peluangusaha.kontan.co.id