Saturday, October 20, 2012

Budidaya Ikan Sidat Relatif Tidak Sulit


Tentunya pertambahan penduduk dunia meningkatan kebutuhan akan sumber protein makanan daging dan ikan. Namun, penangkapan ikan yang hampir tidak terkendali dan dampak pencemaran laut oleh limbah rumah tangga, industri atau tumpahan minyak yang makin meluas, mengurangi dan memutus siklus kehidupan ikan di perairan seluruh dunia, sehingga menjadikan perbandingan antara kebutuhan dan ketersediaan makin besar dan tajam.

Pada sisi lain, manfaat ikan makin disadari sebagai pemacu pertumbuhan tubuh manusia, peningkatan kemampuan otak manusia, mencegah kolestrol / penyakit jantung, serta manfaat lain bagi kesehatan manusia, sehingga, kebutuhan ikan makin bertambah. Salah satu jenis ikan yang dianggap sangat bermanfaat bagi manusia (Jepang dan Korea) adalah ikan belut atau Sidat atau eel (anguilla bicolor).

Dengan mengkonsumsi ikan secara teratur, bagi orang Jepang dan Korea, di samping memacu pertumbuhan tinggi badan juga menstimulasi intelektual bangsa dan menjadikan mereka sebagai negara industri modern. 

Potensi Cukup Cerah
Jepang mengimpor ikan Sidat dari China dan Vietnam hampir 500.000 ton per tahun. Namun permintaan yang terus bertambah, sukar dipenuhi karena pencemaran lingkungan di kedua negara ini pun telah makin parah akibat pertumbuhan industri. 

Negara-negara Eropa juga merupakan pasar yang berpotensi tinggi, karena mereka juga banyak mengonsumsi ikan.
Budidaya Sidat mungkin masih kalah populer dari ikan-ikan jenis lain seperti lele, gurami, Ikan mas dan ikan lain. Meskipun demikian, potensi bisnis ikan Sidat cukup cerah untuk dicoba. 

Di dalam negeri, ikan Sidat memang belum menempati posisi yang bagus, karena harganya sangat mahal. Tapi di Jepang, Macau, Taiwan, Cina dan Hong Kong, Ikan Sidat banyak digemari. Selain karena kandungan gizi yang tinggi, harga ikan ini sangatlah fantastis, sehingga peluang bisnisnya sangat bagus.

Ikan sidat merupakan salah satu kekayaan laut Indonesia. Di perairan Indonesia sumberdaya benih Ikan Sidat cukup berlimpah. Setidaknya, terdapat empat jenis, yaitu Anguilla bicolor, Anguilla marmorata, Anguilla nebulosa, dan Anguilla celebesensis. Awal mula ekspor ikan ini, Indonesia mengandalkan tangkapan dari alam, namun lambat laun budidayanya mulai digalakkan.

Budi Daya
Anda tertarik untuk membudidayakannya? Budidaya ikan Sidat relatif tidak sulit. Apalagi rasio hidup sangat tinggi, sekitar 90 persen, karena Sidat mempunyai daya tahan kuat terhadap penyakit. 

Lamanya budi daya tergantung ukuran benih. Paling banyak yang dibudidayakan adalah ukuran 200 gram untuk menghasilkan panen > 500 gram. Lama budidaya maksimal lima bulan. Tingkat produktivitasnya juga cukup bagus. Untuk satu ton benih, diperkirakan bisa menghasilkan 5 ton ikan. 

Sekarang, makin banyak investor yang berkeinginan membudidayakan ikan jenis ini. Sebab, budidaya ikan Sidat dipastikan menguntungkan. Secara praktis ikan ini dapat dibudidayakan di kolam tanah berdinding bambu, kolam beton (bak beton), pen dan keramba jaring apung. 
Apa pun jenis wadah yang digunakan dalam budidaya, yang harus diperhatikan adalah bagaimana mencegah lolosnya ikan dari media budidaya. Pada pemeliharaan benih lokal, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29C, sedangkan salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 - 7 ppt. Selain itu, kandungan oksigen minimal yang dapat ditoleransi oleh ikan ini berkisar antara 0,5 - 2,5 ppm dan pH optimal.

Pakan
Seperti halnya jenis lain, Ikan Sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling). Biasanya, pakan yang diberikan adalah buatan berbentuk pasta dengan kandungan : Protein 47,93%, Lemak 10,03%, Seratkasar 8,00%, BETN 8,32% dan Abu 25,71%

Sebenarnya Sidat termasuk ikan carnivora, pemakan daging, cacing, cacahan keong, cacahan bekicot, dan pelet. Dan Sidat lebih suka makan makan di dasar kolam, bukan terapung.

Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam biasanya selama 7 - 8 bulan, dan masa panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. 

Panen
Dalam perawatannya pun, suplai oksigen harus dijaga karena ikan tersebut membutuhkan air dengan tingkat larutan oksigen tinggi. Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat mencapai ukuran konsumsi, yaitu 180 - 200 gram per ekor. 

Sidat yang dipanen diletakkan di dalam keranjang plastik. Keranjang ini diletakkan di dalam bak berisi air dengan sirkulasi. Pakan tidak diberikan selama satu hari sebelum pengangkutan ke pasar.

Untuk pengangkutan selama lima sampai 10 jam dapat digunakan keranjang plastik, yaitu 10 keranjang yang berisi 4-5kg ditumpuk dan air dingin dipancurkan di atas tumpukan keranjang tersebut. Satu keranjang berisi 1-2 kg es batu, kemudian diletakkan di atas tumpukan tersebut. Tumpukan tadi kemudian dimuat ke atas truk dengan ditutup kain kanvas.

Untuk jarak jauh, yang memerlukan waktu 20 sampai 30 jam, Sidat dikemas dalam kantong plastik lapis dua berkapasitas 8 liter, diisi 1-2 liter air, 0,5-1kg es batu dan gas oksigen. Satu kantong dapat diisi 5-10 kg. Biasanya, dua kantong dikemas dalam satu kotak Styrofoam.

Potensi sumber daya ikan Sidat yang cukup besar namun pemanfaatannya yang belum optimal, sebenarnya mampu memberikan manfaat yang signifikan bagi masyarakat, melalui penciptaan lapangan usaha dan penyerapan tenaga kerja dalam kegiatan-kegiatan penangkapan, budidaya, pengolahan dan tataniaganya, apabila diupayakan secara sungguh-sungguh dan bijaksana. Selamat mencoba.,!!