Thursday, November 1, 2012

Laba Padat Dari Bisnis Budidaya Ikan Sidat

Permintaan ekspor ikan sidat masih besar. Pelaku bisnis ikan sidat internasional terus memburu peluang ini. Bagaimana peluang bisnis ikan sidat?

Sidat ternyata sudah menjadi ikan yang banyak diburu oleh orang-orang dari negara lain. Seperti yang diungkapkan Rudy S. Pontoh, Presdir Agromania, saat ini banyak orang-orang dari luar yang berdatangan ke Indonesia untuk berburu bibit sidat. Bahkan, katanya, demi mendapatkan bibit sidat, mereka rela menginap di pinggiran pantai. Mereka kebanyakan berasal dari Jepang, Korea, China, dan Thailand.
Rudy S. Pontoh, Presdir Agromania
“Bibit-bibit sidat ini akan mereka bawa ke negara mereka untuk dibudidayakan. Mereka paham kalau sidat ini merupakan jenis ikan yang sangat potensial. Di luar negeri, ikan sidat bisa dijual dengan harga yang mahal dan bisa memberikan keuntungan yang sangat menggiurkan,” ungkap Rudy.

Sebenarnya, masih kata Rudy, pengambilan bibit sidat untuk dibawa ke luar negeri sudah dilarang pemerintah. Bahkan untuk ekspor pun dibatasi hanya untuk sidat yang beratnya mencapai di atas 500 gram. Sayangnya, peraturan itu masih belum ketat dilaksanakan sehingga pencurian bibit sidat masih banyak terjadi sekarang. Karena itulah Rudy mengimbau kepada pemerintah agar lebih ketat lagi menjaga potensi sidat yang merupakan ikan asli dari Indonesia ini.

Terlepas dari itu, maraknya pencurian bibit sidat menunjukan bahwa sidat memang sangat digemari oleh orang-orang asing. Untuk konsumsi, sidat merupakan ikan yang memiliki cita rasa yang sangat lezat dan mengandung gizi yang tinggi. Berdasarkan penelitian, ikan sidat mengandung vitamin A hingga 4.700IU/100 gram. Kandungan vitamin A ikan sidat ini lebih tinggi lagi di bagian hati yaitu mencapati 15 ribu per 100 gram. Vitamin A ikan sidat ini tentu jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan mentega yang hanya mencapai 1.900 IU/100 gram. Selain itu kandungan DHA ikan sidat 1.337 mg/100 gr mengalahkan ikan salmon yang hanya 820 mg/100 gr dan tenggiri yang hanya 748 mg/100 gram.

“Di Jepang ikan sidat dinamakan Unagi. Orang-orang Jepang sangat gemar makan unagi. Mereka percaya kalau unagi bisa membantu meninggikan badan dan mencerdaskan otak. Mantan Presiden Habibie juga termasuk orang yang gemar makan sidat. Sidat juga terbukti efektif meningkatkan daya seksual,” kata Rudy.


Besarnya Potensi Bisnis Budidaya Sidat di Indonesia

Selain sangat enak dan bermafaat untuk konsumsi, sidat ini juga memiliki potensi bisnis yang sangat besar. Harga jual ikan sidat cukup menggiurkan karena bisa dijual dengan harga yang tinggi. Harga jual sidat bisa mencapai Rp 300 – Rp 600 ribu per kilogram. Bahkan, kata Rudy, ada restoran Jepang yang menjual sidat dengan harga Rp 450 ribu – Rp 800 ribu untuk satu porsi kecil. Padahal jika ingin membudidayakan sidat modalnya tidak terlalu besar.  Bibit sidat bisa dibeli dari harga Rp 1,3 juta – Rp 2 juta per kilo. Satu kilo bibit bisa mendapatkan hingga 5 ribu ekor sidat.

Indonesia saat ini baru bisa mengekspor sidat pada kisaran 300 – 500 ribu ton per tahun. Ekspor sidat sebesar itu masih belum memenuhi permintaan pasar luar negeri yang jauh lebih besar. Bahkan untuk wilayah Jakarta saja, Rudy menjelaskan, permintaan ikan sidat ini bisa sampai 3 ton tiap bulan. Khusus untuk Jepang permintaan sidat mencapai 150 ribu ton per tahun. Jepang hingga sekarang baru 20% memenuhi kebutuhan kebutuhan konsumennya. Sedangkan 80%-nya, Jepang harus mencari di luar. Selain Indonesia ada negara lain yang juga mengekspor sidat seperti Eropa, China, dan Amerika.

“Saat ini sidat dari Indonesia merupakan sidat yang paling dicari dibandingkan sidat dari negara lain. Sidat kita masih yang paling bagus. Sehingga negara lain banyak yang coba mengambil bibit dari sini. Potensi sidat di Indonesia sangat besar. Kita menjadi negara penghasil sidat terbesar di dunia. Sayangnya, masyarakat kita belum banyak yang serius membudidayakan sidat,” ungkap Rudy.

Budidaya ikan sidat sebenarnya tidak terlalu sulit. Rasio hidupnya sekitar 90% dari pemeliharaan bibit hingga mencapai ukuran 250 – 500 gram. Lama bubidaya maksimal lima bulan. Sidat juga memiliki tingkat produktivitas yang sangat bagus. Katakanlah ada satu ton benih yang ingin dibudidayakan. Dari satu ton benih ini bisa menghasilkan 5 ton sidat.  Sampai saat ini memang belum ada teknologi yang bisa membantu pemijahan budidaya sidat. Bibit sidat masih harus diambil langsung dari alam.

Melihat potensi bisnis sidat yang cukup menjanjikan, maka bisnis budidaya ikan sidat ini memang perlu disosialisasikan kepada masyarakat luas. Rudy bersama Agromania yang dipimpinnya, juga terus melakukan sosialisasi sidat ini. Dengan mengadakan training budidaya sidat, Rudy mengajak semua lapisan masyarakat untuk memaksimalkan potensi bisnis ikan sidat. Hingga saat ini sudah ada 13 angkatan yang mengikuti training budidaya sidat di Agromania. Pesertanya juga ternyata banyak yang dari luar negeri. Maka dari itu sangat disayangkan jika masyarakat tidak memanfaatkan fasilitas training yang diadakan Agromania tersebut.

“Di Agromania kami akan ajarkan masyarakat hingga bisa membudidayakan sidat. Kami juga akan membantu pemasarannya. Harapan kami hanyalah ingin masyarakat makin sadar betapa besarnya potensi sidat di Indonesia. Jadi sayang sekali jika bisnis sidat tidak dikelola dengan baik,” kata Rudy.

sumber: http://tabloidbo.com

No comments: