(TOKYO-Jepang) Badan Perikanan Jepang berencana menyempurnakan teknologi guna meningkatkan kapasitas produksi ikan sidat secara signifikan dalam lima tahun.
Proyek yang dicanangkan Badan Perikanan ditujukan untuk menstabilkan pasokan makanan yang sangat populer namun mahal, dan mencegah kenaikan harga, yang ekologinya masih belum banyak diketahui, dipicu oleh sedikitnya hasil tangkapan ikan sidat muda.
Badan Perikanan mengharapkan bisa meningkatkan kapasitas produksi ke level 10,000 ikan sidat muda per tahun, dibanding tahun ini yang paling banyak hanya 600 ikan, sehingga bisa mendorong perusahaan swasta memasuki pasar ikan sidat, ungkap juru bicaranya.
Selanjutnya Badan Perikanan akan memfokuskan pada budidaya ikan sidat, sejak mulai ditetaskan dari telur dan dibiakkan agar tumbuh dewasa.
Teknologi terbaru juga diharapkan bisa menekan biaya pendewasaan menjadi puluhan ribu yen, dari saat ini yang sebesar 10 juta yen.
Namun bila metode baru bisa memproduksi tidak lebih dari 10,000 ikan sidat, yang hanya porsi kecil dari 100 juta ikan sidat yang disantap di Jepang setiap tahunnya, upaya itu tidak akan berdampak pada penurunan harga ikan sidat pada saat permintaannya tinggi, akibat kelangkaan ikan sidat muda.
Di Jepang menilai pentingnya mencari cara untuk mendapatkan ikan sidat, karena harganya terus naik setiap tahun akibat sedikitnya pasokan di Jepang, dan dari Cina, yang merupakan negara eksportir terbesar. Harga grosir sempat melonjak ke sekitar 6,000 yen per kilogram, tiga kali lipat dari harga normal.
Pada saat ini, budidaya ikan sidat dilakukan setelah menangkap ikan sidat muda di mulut sungai.
Pada bulan Maret 2010, Badan Penelitian Perikanan, bagian dari Badan Perikanan, berhasil menyelesaikan proses pengembangbiakan ikan sidat melalui rekayasa budidaya, yang merupakan pertamakalinya di dunia.
Di Jepang, upaya untuk mengembangbiakan ikan sidat setelah menetas dimulai pada tahun 1960. Melalui proyek riset, teknologi untuk mengumpulkan telur ikan telah dikembangkan, dan para peneliti juga belajar ikan sidat yang baru menetas suka makan telur ikan hiu. (KN/Arry)
sumber: http://www.halojepang.com/politik-kebijakan/5040-sidat