Pages

Monday, October 22, 2012

Pasokan Anjlok, Harga Ikan Sidat Naik


(Tokyo-Jepang) Harga ikan sidat muda (unagi muda) di Jepang melonjak ke level tertinggi, ditengah sedikitnya hasil tangkapan tahun ini, dan mendorong pemerintah pusat bertemu dengan pemerintah daerah dan sejumlah ahli untuk mempersiapkan langkah antisipasi, ungkap berita yang dilansir Kyodo News.

Jepang sangat bergantung pada ikan sidat muda (unagi muda/glass ell) yang ditangkap di hulu sungai, dan selanjutnya diternakan di kolam, guna memenuhi tingginya minat masyarakat Jepang yang sangat menyukai unagi, karena pembiakan buatan dari telur masih belum memadai untuk diterapkan. Namun untuk tahun ini, hasil tangkapan ikan sidat muda anjlok sampai melebihi 95 persen, dibandingkan hasil tangkapan tertinggi pada tahun 1963.

Menurut data yang dirilis Badan Perikanan, pada tahun 2009, diperkirakan hasil tangkapan ikan sidat muda (unagi muda) sebesar 24,7 ton, tapi anjlok menjadi 9,2 ton di tahun 2010, dan 9,5 ton di tahun 2011.

Sementara untuk hasil tangkapan tahun ini, anjlok lebih dari setengah dibanding hasil tangkapan di periode yang sama pada tahun 2011, di hampir seluruh lokasi penangkapan utama di wilayah Jepang Barat, ungkap sumber di Badan Perikanan dan industri perikanan.

Namun disisi lain harga ikan sidat muda segar naik tiga kali lipat dibanding harga rata-rata tahun 2011, dari 850,000 yen per kilogram menjadi 2 juta sampai 2,5 juta yen pada tahun ini, atau sekitar 10 kali lipat dibanding harga tahun 2004 yang sebesar 250,000 yen.

Sejumlah ahli perikanan menyuarakan kekhawatiran terhadap menipisnya pasokan ikan sidat, ditengah semakin ketatnya peraturan guna mengantisipasi agar tidak terjadi penangkapan berlebihan. Namun pejabat Badan Perikanan menyatakan menemui kesulitan dalam menerapkan langkah yang efektif karena tidak mengetahui alasan pasti dibalik rendahnya hasil tangkapan.

Sebanyak 99 persen unagi yang dijual di pasar Jepang merupakan hasil budi daya. Oleh karena itu, para ahli menilai penyebab anjloknya hasil tangkapan ikan sidat, baik yang muda atau dewasa, dalam beberapa tahun terakhir, karena penangkapan berlebihan serta pembangunan dam, dan kerusakan lingkungan di sungai.

Sejumlah ahli juga yakin perubahan arus laut, dan suhu air, sebagai dampak dari pemanasan global, berpengaruh pada lokasi pemijahan dan juga berdampak merugikan pada saat ikan sidat muda melakukan perpindahan.

Siklus perkembang biakan ikan sidat Jepang sudah sejak lama diselubungi misteri, dan baru pada April 2010 para peneliti berhasil menternakan generasi kedua ikan sidat hasil budidaya yang pertama kalinya di dunia, dengan menggunakan telur dari unagi yang dikembangbiakan di kolam. (KN/Arry)

sumber: http://www.halojepang.com