Pages

Sunday, October 21, 2012

Tips Budidaya Sidat


Jenis ikan licin yang satu ini memang menjadi peluang bisnis yang menggiurkan. Pasalnya harga ikan sidat bisa mencapai ratusan ribu rupiah per kilogramnya. Maklum saja permintaan daging ikan sidat adalah untuk pasar eksport ke negara-negara seperti Jepang,Hongkong, Korea Selatan, China, dan Taiwan. Unagi merupakan makanan favorit hasil olahan ikan sidat di negara-negara tersebut. Selain itu di Indonesia sendiri, utamanya di kota besar seperti Jakarta, permintaan ikan sidat juga cukup tinggi, satu bulan bisa mencapai 3 ton.

Selain rasanya yang enak dan gurih, ikan sidat memiliki kandungan gizi yang tinggi mengalahkan ikan salmon, sehingga banyak dikonsumsi untuk vitalitas tubuh. Untuk pemenuhan permintaan pasar yang besar tersebut, budidaya ikan sidat masih menemu berbagai kendala. Kendala budidaya ikan sidat diantaranya adalah ketersediaan bibit, sulitnya budidaya sendiri dan keterampilan para pembudidaya itu sendiri.

Meski budidaya ikan sidat bisa dibilang lebih sulit jika dibandingkan dengan budidaya ikan lain seperti ikan mas, ikan lele,gurame dan sebagainya , namun bukan berarti tidak mungkin. Banyak petani sidat yang sudah sukses dalam budidaya sidat, kesulitan yang dialami akan sebanding dengan harga jual ikan sidat yang menggiurkan.

Kebutuhan Dasar Ikan Sidat
Sidat termasuk hewan Carnivora yang akan memakan ikan lain yang lebih kecil, terkadang juga memiliki sifat kanibal. Dalam budidaya ikan sidat pemenuhan akan kebutuhan dasar ini menjadi hal yang sangat penting.

Lingkungan hidup budidaya sidat dapat menggunakan ruangan tertutup ataupun terbuka. Beberapa pelaku budidaya sidat menggunakan bambu, beton (bak semen beton), pen dan keramba jaring apung. Yang penting lingkungan hidup sidat harus memenuhi hal-hal berikut:
  1. Suhu. Pada pemeliharaan benih Ikan Sidat lokal, suhu terbaik untuk memacu pertumbuhan adalah 29°C
  2. Salinitas. Salinitas yang dapat memberikan pertumbuhan yang baik adalah 6 – 7 ppt
  3. Oksigen Terlarut. Kandungan oksigen minimal yang dapat ditolelir oleh Ikan Sidat berkisar antara 0,5 – 2,5 ppm.
  4. pH. pH optimal untuk pertumbuhan Ikan Sidat adalah 7 – 8
  5. Amonia (N H3- N) dan Nitrit (NO2-N). Pada konsentrasi amonia 20 ppm sebagian Ikan Sidat yang dipelihara mengalami methemoglobinemie dan pada konsentrasi 30 – 40 ppm seluruh Ikan Sidat mengalami methemoglobinemie
  6. Kebutuhan Nutrien. Seperti halnya jenis ikan-ikan lain, Ikan Sidat membutuhkan zat gizi berupa protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral. Kadar protein pakan optimal adalah 45% untuk ikan bestir (juvenil) dan sekitar 50% untuk ikan kecil (fingerling)
  7. Budidaya Ikan Sidat Pada Jaring Apung. Satu unit jaring apung memiliki empat kolam berukuran 7 x 7 m, dengan jaring berukuran 7 x 7 x 2,5 m dan mata jaring 2,5 inci. Untuk menghindari lolosnya ikan, disekeliling tepian kolam bagian atas diberi penutup dari hapa dengan lebar 60 cm
  8. Benih Ikan Sidat. Benih Ikan Sidat (Anguilla bicolor) berbobot 15 – 20 gram per ekor dengan panjang 20-30 cm. Benih Ikan Sidat diperoleh dari Pelabuhan Ratu hasil tangkapan nelayan di perairan umum
  9. Padat Penebaran. Setiap kolam ditebar 100 kg benih Ikan Sidat.
  10. Pakan. Pakan yang diberikan adalah pakan buatan berbentuk pasta dengan kandungan Protein 47,93%, Lemak 10,03%, Seratkasar 8,00%, BETN 8,32%, Abu 25,71%. Yang perlu diperhatikan adalah pakan diberikan sebanyak 3% dari berat total ikan Konvensi pakan sebesar 1,96. Dengan konvensi tersebut akan diperoleh laju perturnbuhan rata-rata 1,46`% dengan mortalitas 9,64 %
  11.  Masa Pemeliharaan dan Panen. Pemeliharaan Ikan Sidat pada kolam keramba jaring apung selama 7 – 8  bulan, dan masa. panen secara bertahap dapat dimulai pada masa pemeliharaan 4 bulan. Ukuran Ikan Sidat yang, dipanen dapat – mencapai ukuran. konsumsi yaitu 180 – 200 gram per ekor.

Langkah-Langkah Budidaya Ikan Sidat
Bibit sidat biasanya dikumpulkan dari para pencari ikan dari tangkapan alam, pengepul, supliyer bibit. Karena sampai saat ini metode pembenihan ikan sidat masih sulit dilaksanakan. Elver atau sidat muda lalu dipelihara di dalam bak dengan kedalaman 50-70 cm. Bak-bak diletakkan di dalam ruangan. Tiga atau empat hari pertama, anak sidat ini harus aklimatisasi sesuai kondisi bak-bak tanpa pemberian pakan. Jika suhu air akan ditingkatkan sampai optimum (25-28ÂșC di Jepang), harus dilakukan bertahap selama aklimatisasi. Perubahan mendadak menyebabkan tekanan fisiologik.

Untuk Ikan sidat muda makanan terbaik adalah cacing sutra atau makanan alami lainnya. Cacing tubifex merupakan makanan terbaik bagi pemeliharaan awal elver. Makanan ini diberikan secara merata pada dinding bak, sehingga semua elver memperoleh kesempatan untuk memangsa ransum yang tersedia. Setelah itu, area pemberian pakan dipersempit sampai pakan hanya diberikan sepanjang satu penampang dinding. Dengan cara ini, anak sidat dilatih untuk makan di tempat dan waktu yang telah ditentukan.

Dalam waktu dua sampai empat minggu, ransum makanan diberikan dua kali sehari, subuh dan petang hari, pada suatu tempat berpenarangan lampu 20-40 watt. Waktu makan secara perlahan dialihkan ke siang hari. Meski sidat telah terbiasa makan siang hari, pakan tetap diberikan dua atau tiga kali sehari selama dua sampai tiga bulan.

Setelah dua atau tiga minggu dari awal pemberian pakan, cacahan daging ikan dan pakan buatan mulai dicampur dengan cacing. Jumlah pakan buatan dalam pakan campuran tersebut ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai akhirnya hanya pakan buatan yang diberikan.

Jika ikan sidat sudah mau mengkonsumsi makanan buatan, pakan buatan diberikan satu kali sehari sebanyak 1-3% berat total tubuh dalam bak budidaya. Kepadatan ideal untuk sidat berbobot 10g adalah 3 sampai 6 kg/m² dan untuk sidat besar, 9-21kg/m². 

Dalam masa pembesaran ikan sidat perlu dilakukan sortasi (greading) berdasarkan ukuran. Hal tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi pakan dan memisahkan sidat bongsor dengan yang perkembangannya lambat, sehingga semua bisa berkembang dengan optimal.