Pages

Saturday, February 23, 2013

Infeksi Penyakit Fin Rot pada Sidat

KARAKTERISTIK SIDAT
Sidat adalah binatang yang termasuk dalam golongan ikan, dia dapat hidup di air laut maupun air tawar. Sidat merupakan salah satu komoditas eksport perikanan yang telah lama di kenal, terutama di berbagai Negara yang perikanannya sangat maju.

Sidat mempunyai bentuk morfologi yang relative serupa dengan belut, tetapi keduanya memiliki ordo yang berbeda. Menurut Bleeker sidat mempunyai klasifikasi sebagai berikut:
Filim :Chordota
Klas :Pisces
Ordo :Apodes
Famili :Anguillidae
Genus :Anguilla
Spesies :Anguilla sp.

Ciri utama sidat dewasa adalah bentuk tubuhnya yang menyerupai belut. Namun jika diperhatikan lebih teliti ada beberapa perbedaan morfologi yang cukup nyata antara sidat dan belut. Perbedaan yang dapat dilihat secara langsung adalah sidat memiliki sirip ekor, sirip punggung dan sirip dubur yang sempurna. Sedangkan belut tidak mempunyai sirip sama sekali. Sirip sidat dilengkapi dengan jari- jari lunak yang dapat dilihat dengan mata biasa.

Sidat merupakan hewan yang bersifat katadrom. Dengan demikian sidat dapat hidup di air tawar maupun air asin. Sidat kecil hidupdi air tawar sampai ia mencapai dewasa dan selanjutnya akan bermigrasi ke laut untuk memijah. Oleh karena itu sebagian sebagian besar hidup sidat dihabiskan dilingkungan air tawar seperti sungai danau, waduk, kolam, sawahdan berbagai jenis habitat air tawar lainnya.

PATOGENESIS BAKTERI

Penyakit yang sering menyerang sidat dapat dikasifikasikan menjadi 2 kelompok, yakni penyakit menular yang sering disebut parasit, yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme seperti bakteri jamur, virus dan protozoa. Kemudian yang kedua adalah penyakit yang tidak menular, yaitu penyakit yang bukan disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi karena hal lain misal karena kekurangan pakan, keracunan konsentrasi oksigen dalam air rendah atau penyakit gelembung udara.

Dapat dikatakan bahwa penyebab langsung dari kebanyakan penyakit adalah parasit-parasit termasuk virus-virus, bakteri, jamur, dan protozoa. Penularannya semakin mudah di dalam kelompok ikan yang padat dibanding dengan di alam bebas.

Sebagai akibatnya, penyebaran penyakit yang lebih luas dapat ditemukan pada kolam budidaya atau keramba . Banyak parasit, terutama yang termasuk golongan sistematika rendah tersebar luas, dan biasanya terdapat di dalam biotop atau bahkan juga di dalam tubuh ikan tanpa menyebabkan kondisi patologis. Bakteri sepertiaeromonas hydrophilla, Flexibacter columnaris, Pseudomonas flurescens ataupun Vibrio anguilarum dikatakan bersifat saprofitis dan terdapat di mana-mana (ubiquitous). Namun demikian, dalam kondisi tertekan, bakteri tersebut dikenal sebagai penyebab penyakit, seperti haemorragic septicaemia, penyakit busuk insang (bacterial gill disease), pembusukan sirip (fin rot) dan vibriosis.

Salah satu penyebab penyakit pada sidat adalah bakteri, bakteri mempunyai daerah penyebaran relative luas sehingga hampir dapat dijumpai dimana saja. Bakteri mempunyai ukuran yang relative besar jika di bandingkan dengan virus, yaitu antara 0,3 sampai 0,5 mikron. Cara mencegah infeksi oleh bakteri adalah mengusahakan kualitas air dan lingkungan bebas dari polusi racun atau bahan kimia yang berbahaya, oksigen dalam lingkungan tetap terpenuhi, dan mencegah masuknya parasit eksternal maupun internal.

INFEKSI PENYAKIT FIN ROT OLEH BAKTERI AEROMONAS LIQUEFACIENS
Sidat yang terkena infeksi fin rot akan kehilangan nafsu makan dan gerakan berenangnya mulai tidak teratur yang akhirnya ia akan muncul dan berenang di permukaan air. Sidat yang terserang secara eksternal akan mengalami pendarahan yang selanjutnya menjadi borok (haemorrhage) pada sirip perut dan ekor serta bagian anus. Secara internal usus dan lambung mengalami hyperemia yang akhirnya terkikis. Hati sidat yang terserang penyakit ini menjadi tidak berfungsi. Pada serangan lebih lanjut rahang bawah akan mengalami luka dan borok. Infeksi sekunder dapat terjadi jika sidat terserang oleh cotton cap.

Bakteri pathogen yang menyebabkan penyakit ini adalahAeromonas liquefaciens yang menyerang organism sidat di air tawar dan biasanya menyerang pada suhu air 280C.
Bakteri Aeromonas umumnya hidup di air tawar terutama yang mengandung bahan organic tinggi. Ada juga yang berpendapat bahwa bakteri ini hidup di saluran pencernaan. Ciri utama bekteriAeromonas adalah bentuk seperti batang, ukuran 1-4,4 x 0,4-1 mikron, bersifat gram negative, fakultatif aerobic (dapat hidup dengan atau tanpa oksigen), tidak berspora, bersifat motil (bergerak aktif) karena mempunyai satu flagel(monotrichous flagella) yang keluar dari salah satu kutubnya. Penyakit ini senang hidup di lingkungan bersuhu 15 0C-30 0C dan pH 5,5 – 9.

Penularan bakteri Aeromonas dapat terjadi melalui air, kontak badan kontak dengan peralatan yang telah tercemaratau perpindahan sidat yang telah terserang Aeromonas dari satu tempat ke tempat lain.

Salah satu penanganan terhadap serangan pathogen ini adalah dengan membuang sidat yang telah terinfeksi supaya tidak menyebar kepada sidat lainnya. Cara lain mengatasi penyakit ini adalah dengan menambahkan air tawar yang bersih untuk menurunkan suhu air kolam.
Pengobatan dapat dilakukan dengan thiazine tang diberikan melaluai pakan dengan dosis 20 mg per hari untuk sidat seberaty 100g. pemberian dilakukan secara terus menerus selama satu minggu. Sidat yang terinfeksi juga dapat diobati dengan cara merendam dalam obat furam atau sulpha.

sumber: http://blogkesayangan.blogspot.com/2008/12/infeksi-penyakit-fin-rot-pada-sidat.html